Senin, 26 Maret 2012

demo BBM Mahasiswa ponorogo bentrok dg polisi

Demo BBM, Mahasiswa Nyaris Bentrok Dengan Polisi
26 Maret 2012 16:39:41 WIB
 
Ponorogo - Aksi demo puluhan mahasiswa di Ponorogo menolak kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nyaris diwarnai keributan dengan aparat Kepolisian yang mengamankan aksi tersebut.

Keributan yang nyaris berujung keributan dalam demo yang dilakukan di halaman kantor dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Ponorogo ini bermula saat ada mahasiswa yang memanjat tiang bendera yang ada di depan kantor.

Mahasiswa tersebut tidak hanya memanjat namun juga mengganti bendera lama yang sudah terlihat usang dengan bendera yang mereka bawa. Petugas kepolisian yang berjaga disekitar lokasi langsung berusaha menurunkan mahasiswa STAIN Ponorogo tersebut.

Namun tindakan polisi tersebut mendapatkan balasan dari sejumlah mahasiswa lainnya. Kedua kubu tersebut akhirnya sempat beradu argumen dan saling dorong."Kami hanya ingin menganti lamabang negara yang sudah tak terus lagi," teriak sejumlah demostrans.

Ketegangan antar kedua kubu tersebut akhirnya bisa sedikit mereda setelah demonstrans yang naik tiang bendera tersebut turun tanpa merusak bendera dan ditemui oleh sejumlah anggota DPRD kota Reog ini.

Koordinator aksi Kamarudin, mengatakan, aksi ini mereka lakukan untuk menolak kenaikan kenaikan harga BBM yang direncanakan oleh pemerintah pada awal bulan April."Kenaikan harga BBM hanya kan menyusahkan masyarakat kecil. Karena naiknya harga BBM akan memicu kenaikan harga-harga lainnya," ucapnya.

Dalam demo tersebut massa juga melakukan treatrikal dengan mendorong sepeda motor mereka dari kampus STAIN Ponorogo menuju ke kantor DPRD yang berjarak kurang lebih tiga kilometer. Mereka juga membawa sejumlah poster yang berisi tetang penolakan naiknya harga BBM.

Massa akhirnya membubarkan diri setelah pihak DPRD Kabupaten Ponorogo mau menanda tangani nota kesepakatan penolakan kenaikan harga BBM yang direncanakan oleh Pemerintahan SBY.

Bupati Ponorogo tolak kenaikan BBM

 

Bupati Ponorogo Tolak Kenaikan Harga BBM 

TEMPO.CO, Ponorogo - Bupati Ponorogo Amin dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ponorogo Agus Widodo menolak rencana kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Amin dan Agus membubuhkan tanda tangan di lembaran kertas nota kesepahaman yang disodorkan saat demonstrasi ratusan mahasiswa, Senin, 26 Maret 2012.

Dalam nota kesepahaman yang disusun mahasiswa itu, tercantum dua poin kesepakatan, antara lain penolakan kenaikan harga BBM dan tuntutan agar pemerintah pusat meninjau ulang kontrak kerja sama dengan perusahaan minyak dan gas (migas) asing yang berinvestasi di Indonesia.

Amin tak memberikan pernyataan terkait tanda tangan yang dibubuhkan. Ia hanya mengimbau mahasiswa damai dalam menyampaikan aspirasi. “Pokoknya aspirasi disampaikan dengan baik,” katanya singkat lantas masuk kembali ke kantor Pemerintah Kabupaten Ponorogo.

Bersama Wakil Bupati Ponorogo Yuni Widyaningsih, Amin sempat menemui sekitar 150 mahasiswa dari tujuh kampus yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Ponorogo (Gemapo). Yuni menolak jika tanda tangan yang dibubuhkan bupati itu dianggap sebagai wujud pembangkangan pada kebijakan pemerintah pusat. “Kami dipilih rakyat. Kalau keputusan pemerintah pusat tidak prorakyat, kami turut menolak,” kata Wakil Bupati yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Ponorogo ini.

Sikap yang sama dilakukan Ketua DPRD Ponorogo Agus Widodo. “Sebagaimana sikap PDI Perjuangan di pusat sampai daerah, saya juga menolak kenaikan harga BBM,” ujar politikus PDI Perjuangan Ponorogo ini seusai membubuhkan tanda tangan di halaman gedung DPRD setempat.

Sekitar 150 mahasiswa dari tujuh kampus di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Ponorogo (Gemapo) berdemonstrasi menolak rencana kenaikan harga BBM. Saat di halaman gedung DPRD, mahasiswa nekat berupaya menurunkan bendera Merah Putih dari tiang bendera. Salah seorang mahasiswa nekat memanjat tiang bendera. Mahasiswa beralasan akan mengganti bendera Merah Putih yang sudah tampak lusuh dengan bendera yang mereka bawa.