KONSEP
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM PERENIALIS ESENSIALIS
MADZHABI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
PENGEMBANGAN
MILIU DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“
Filsafat Pendidikan Islam ( FPI ) “
Disusun
oleh :
Dosen
Pengampu :
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
PONOROGO
2011
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam filsafat pendidikan islam sebenarnya filsafat itu adalah
sebagai induk dari ilmu pengetahuan, pada dasarnya tujuannya untuk menjawab
seluruh problem yang ada ataupun yang mungkin ada. Di Amerika serikat telah
berkembang madhab – madhab pemikiran pendidikan yang menjadi dua kelompok yaitu
tradisional dan kontemporer.
Di sisi lain, pengembangan pemikiran (filosofi) pendidikan islam
juga dapat dicermati dari pola pemikiran Islam yang berkembang di belahan dunia
Islam pada periode modern ini, terutama dalam menjawab tantangan dan perubahan
zaman serta era modernitas. Sehubungan dengan itu, Abdullah (1996) mencermati
adanya empat model pemikiran keislaman, yaitu : (1) Model Tekstualis Salafi;
(2) Model Tradisionalis Mazhabi; (3) Model Modernis; (4) Model Neo-Modernis. Dalam
konteks pemikiran (filsafat) pendidikan terdapat 2 madzhab yang lebih dekat
dengan model tekstualis salafi yaitu perenialis dan esensialis. Di dalam
makalah ini saya akan membahas ketiga aliran filsafat pendidikan Islam
perenialis, esensialis, madzhabi dan implikasinya terhadap pengembangan miliu
dalam pendidikan islam.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
definisi dari filsafat perenialis, esensialis dan madzhabi ?
2.
Apa
pengertian dari miliu pendidikan Islam ?
3.
Bagaimana
implikasi filsafat pendidikan perenialis, esensialis, madzhabi terhadap miliu
dalam pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Filsafat Perenialis esensialis dan Salafi
a.
Filsafat
Perenialis
Perennialisme diambil dari kata
perennial, yang dalam Oxford Advanced leaner’s Dictionary of Current
Engglish diartikan sebagai “continuing throughout the whole year” atau
“Lasting for a very long time” – abadi atau kekal. Dari makna yang terkandung
dalam kata itu’ aliran perennialisme mengandung kepercayaan filsafat yang
berpegang pada nilai – nilai dan norma – norma yang bersifat kekal abadi.[1]
Dalam sumber lain menyebutkan bahwa,
Perenial berarti everlasting, tahan lama, atau abadi. Dalam
sejarah peradaban manusia dikenal sejumlah gagasan besar (great ideas)
tang tetap menjadi rujukan sampai kapan pun juga.[2]
Jadi perenialisme ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam dunia pendidikan
sebaiknya menjaga, mengawetkan pada suatu nilai tertentu yang di anggap benar
terhadap hal – hal yang bersinggungan dengan pendidikan terlebih pada dunia
sekarang ini.
Dalamkonsep pendidikan perenialis di
latar belakangi oleh Filsafat – filsafat Plato, Aristoteles, Thomas Aquianas.
Dimana Plato sebagai Bapak idealisme klasik, filsafat Aristoteles sebagai Bapak
realisme klasik, dan Thomas Aquianas yang mencoba memadukan antara filsafat
Aristoteles dengan ajaran gereja katolik yang tumbuh pada zamannya ( abad
pertengahan ).
Sedangkan menurut Thomas Aquianas,
pandangan Perenialisme ia menekankan dalam 2 hal pemikiran tentang realitisnya
yaitu dunia tidak diadakan dengan semacam dari bahan dasar dan penciptaan tidak
terbatas hanya satu saat saja.[3]
b.
Filsafat
Esensialis
Esensialisme adalah suatu aliran dalam
pendidikan yang didasarkan kepada nilai – nilai kebudayaan yang telah ada sejak
awal peradaban umat manusia. Esensialis berkembang pada zaman Renaisance.[4]
Aliran Esensialisme ini memendang
bahwa pendidikan yang bertumpu pada dasar pandangan fleksibilitas dalam segala
bentuk dapat menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah – ubah, mudah
goyah dan kurang terarah dan tidak menentu serta kurang stabil. Karenanya
pendidikan haruslah diatas pijakan nilai yang dapat mendatangkan kestabilan dan
telah teruji oleh waktu, tahan lama dan nilai – nilai yang memiliki kejelasan
dan terseleksi.
Hakekat pendidikan esensialis adalah
pendidikan yang bersendikan atas nilai – nilai yang dapat mendatangkan
kestabilan, Agar dapat terpenuhi maksud tersebut nilai – nilai itu perlu
dipilih yang mempunyai tata yang jelas yang telah teruji oleh waktu.[5]
c.
Filsafat
Madzhabi
Model kedua ( tradisionalis madzhabi ) berupaya memahami ajaran – ajaran dan
nilai – nilai mendasar yang terkandung dalam al – Qur’an dan al – Sunnah al –
shahihah melalui bantuan khazanah pemikiran Islam klasik, namun seringkali
kurang begitu mempertimbangkan situasi sosio – historis masyarakat setempat
dimana ia turut hidup di dalamnya.
Berbagai tipologi, parameter, ciri –
ciri dan fungsi pendidikan Islam dalam pemikiran Pereanialis – Esensialis –
Madzhabi dapat digambarkan secara singkat dalam table dibawah ini.[6]
Tipologi
pemikiran Pendidikan Islam
|
Parameter
|
Ciri
– ciri Pemikiran
|
Fungsi
Pendidikan Islam
|
Perenial
Esensialis Madzhabi
|
-
Bersumber
dari al-Qur’an dan al sunnah
-
Regresif ke
masa pasca salaf/ klasik
-
Konservatif
(mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai dan pemikiran para pendahulunya
secara turun temurun)
|
-
Menekankan
pada pemberian syarh dan hasyiyah terhadap pemikiran pendahulunya.
-
Kurang ada keberanian
mengkritisi atau mengubah substansi materi pemikiran para pendahulunya
|
-
Melestarikan
dan mempertahankan nilai dan budaya serta tradisi dari satu ganerasike
generasi berikutnya.
-
Pengembangan
potensi dan interaksinya dengan nilai dan budaya masyarakat terdahulu.
|
2.
Pengertian
Millieu dalam Pendidikan Islam
Yang dimaksud lingkungan (milieu) adalah suatu yang berada diluar
dari anak dan mempengaruhi perkembangannya.[7]
Lingkungan merupakan salah satu pendidik yang ikut serta menentukan corak
pendidikan, yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap anak didik lingkungan
pendidikan adalah tanggung jawab siapa yang melaksanakan dalam pendidikan itu[8].
Lembaga
yang tumbuh didalam masyarakat serta mempunyai pengaruh luas bagi kehidupan
agama anak diantaranya :
a.
Keluarga
Keluarga adalah ikatan laki – laki
dengan perempuan berdasarkan hokum/ undang – undang perkawinan yang sah. Di
dalam keluarga ini lahirlah anak – anak, disinilah terjadiinteraksi pendidikan.
Para ahli didik umumnya menyatakan, pendidikan di lembaga ini merupakan pendidikan pertama
dan utama. Dikatakan demikian karena di lembaga inilah anak mendapat pendidikan
untuk pertama kalinya, disamping itu pendidikan disini mempunyai pengaruh dalam
terhadap kehidupan peserta didik dikelak kemudian hari.[9]
b.
Sekolah
Sekolah ialah lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah
keluarga. pada waktu anak – anak menginjak umur 6 atau 7 tahun, perkembangan
intelek, daya piker, telah meningkat sedemikian rupa, karena itu pada masa ini
disebut masa keserasian bersekolah. Pada saat ini anak telah cukup matang untuk
belajar di sekolah. ia telah mampu mempelajari ilmu – ilmu yang diajarkan di
sekolah, seperti matematika,IPS, IPA, bahasa, Olahraga, keterampilan, agama dan
lain sebagainya.
Keluarga umumnya tidak berkesempatan
atau bahkan banyak yang tidak berkemampuan mengajarkan ilmu – ilmu tersebut.
Karena itu, sudah sepantasnyalah mereka menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya
kepada sekolah. dan memang sekolah yang telah diatur dan dipersiapkan
sedemikian rupa mampu melaksanakan tugas – tugas tersebut.
Di samping itu, telah diakui oleh
berbagai pihak bahwa peran sekolah bagi pembentukan kepribadian anak sangat
besar. Lingkungan sekolah yang positif yaitu lingkungan yang memberi dorongan
atau memberi motivasi dan rangsangan kepada anak untuk menerima, memahami,
meyakini serta mengamalkan ajaran Islam.
c.
masyarakat
organisasi – organisasi yang tumbuh
didalam masyarakat cukup banyak, diantaranya :
1)
Kepanduan
( kepramukaan )
2)
Perkumpulan
– perkumpulan kepemudaan seperti perkumpulan mahasiswa, (PMII, HMI, IPNU,
IPPNU, ANSHAR dan lain sebagainya).
3)
Perkumpulan
– perkumpulan dan olahraga kesenian.
4)
Perkumpulan
– perkumpulan sementara seperti Panitia Penolong Korban Bencana Alam dan
sebagainya.
5)
Perkumpulan
(club – club) pengajian atau diskusi, seperti majlis ta’lim dan
sebagainya.
6)
Perkumpulan
koperasi dan lain – lain.
Organisasi
tersebut mendasarkan diri pada agama dan mempunyai pengaruh positif bagi
kehidupan keagamaan.
Tidak kalah pentingnya dengan organisasi – organisasi tersebut
yaitu persekutuan hidup didalam masyarakat yang memanifestasikan ajaran Islam
dalam kehidupan sehari – hari. Semuanya itu ikut mempengaruhi keagamaan anak –
anak.[10]
3.
Implikasi
Filsafat perennial esensial madzhabi terhadap milliu dalam pendidikan
Tipologi perennial esensial madzhabi lebih menonjolkan watak yang
tradisional ( dalam bentuk sikap, cara berfikir serta bertindak yang selalu
berpegang teguh pada nilai ). Dan watak yang madzhabi (kecenderungannya untuk
mengikuti aliran, pemahaman/ pola pikiran sebelumnya yang dianggap sudah
relative mapan,karena mereka di anggap sebagai masyarakat yang ideal.
Lingkungan merupakan salah satu faktor pendidikan yang ikut serta menentukan
corak pendidikan Islam yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap anak didik lingkungan
adalah tanggung jawab siapa yang melaksanakan dalam pendidikan ini. Yaitu
lingkungan pendidikan di keluarga, lingkungan pendidikan di sekolah dan
lingkungan pendidikan di masyarakat.
Dalam konsep filsafat tersebut berimplikasi kepada lingkungan keluarga.
lingkungan keluarga yang ideal adalah keluarga yang mampu memberikan dorongan
kuat kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan agama dan memberikan perhatian
dan fasilitas – fasilitas yang lain yang diperlukan.
Sedangkan lingkungan pebndidikan sekolah di Implikasikan maka akan
mengalami change (perubahan) dalam proses belajar,yang berubah adalah tingkah
laku, pengetahuan dan ketrampilan.
Kemudian yang terhakir adalam Implikasikan dalam lingkungan
masyarakat adalah kumpulan hidup masyarakat yang mendorong anak untuk hidup dan
mempratekkan ajaran Islam. Seperti rajin beramal, cinta damai, toleransi, suka
menyambung ukhuwah Islamiyah.
BAB
III
KESIMPULAN
Aliran
perenialis mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang pada nilai – nilai
dan norma norma yang bersifat kekal abadi.
Esensialis
adalah suatu aliran dalam pendidikan yang di dasarkan kepada nilai – nilai
kebudayaan yang telah ada sejakawal peradaban umat manusia.
Madzhabi
berupaya memahami ajaran – ajaran dan nilai-nilai mendasar yang terkandung
dalam al – Qur’an dan al – sunnah al – ashahihah melalui bantuan khazanah
pemikiran Islam klasik, namun seringkali kurang begitu mempertimbangkan situasi
sosio historis masyarakat setempat dimana ia turut hidup di dalamnya.
Lingkungan
pendidikan Islam adalah suatu yang berada di luar dari anak yang tidak sedikit
pengaruhnya terhadap anak didik tersebut.
Implikasi yang menonjol dalam
lingkungan keluarga adalah watak yang tradisional dan watak yang madzhabi,
karena mereka di anggap sebagai masyarakat yang ideal. Yang menonjol di
lingkungan pendidikan sekolah adalah ketika konsep aliran tersebut di
Implikasikan dalam lingkungan sekolah, maka yang akan mengalami change
(perubahan) dalam proses belajar. Yang berubah adalah tingkah laku, pengetahuan
dan ketrampilan,sedangkan yang menonjol di lingkungan masyarakat adalah
kumpulan hidup masyarakat yang mendorong anak untuk hidup dan mempratekkan
ajaran Islam seperti : rajin beramal, cinta damai, toleransi, suka menyambung
ukhuwah islamiyah, dll.
DAFTAR
PUSTAKA
Zuhairi dkk. Filsafat Pendidikan Islam - Jakarta : PT Bumi Aksara –
2008
Chaedar Alwasilan. Filsafat Bahasa dan Pendidikan – Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya
Uyoh Sabdulloh, Pengantar filsafat Pendidikan – Bandung : Alfabeta
– 2003
Basuki As’adi dan Miftahul Ulum, Pengantar Pendidikan – Ponorogo :
STAIN. Po – 2011
Http:// kumpulan makalah dan
artikel/Pendidikkan Blogsport/Com/20111/aliran Esensialis dalam pendidikan fill
Htm/diakses 20 Okt 2011 pukul 19.54
Muhaimin . Wacana Pengembangan Pendidikkan Islam. Yogyakarta
Pustaka Pelajar 2003
Sudiyono.Ilmu Pendidikkan Islam 1.Jakarta: PT Bumi Aksara .2008
Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi : Ilmu Pendidikkan Islam 1 Bandung:
Pustaka Setia
2.
Chaedar
Alwasilan, filsafat Bahasa dan Pendidikan ( Bandung : PT Remaja RosdaKarya )
103
4.
Basuki
As’adi, Miftahul Ulum, Pengantar filsafat Pendidikan. ( ponorogo : STAIN Po
Press, 2010 ) 19 – 20
5.
http
:// kumpulan makalah dan artikel Pendidikan blogspot.com/ 2011/ 1/ aliran
esensialis dalam pendidikan fil. Htm/ diakses 20 oktober 2011 pukul 19.54
7.
Sudiyono,
ilmu Pendidikan Islam. ( Jakarta : PT. RINEKA Cipta, 2009 ) 298
8.
Basuki
As’adi dan Miftahul Ulum, Pengantar filsafat Pendidikan ……147