"Latihan ini merupakan upaya memberikan latihan yang bukan hanya teknis, tapi juga praktik langsung. Kami mencoba mempersiapkan mental dan fisik anggota pada situasi yang tidak terkendali biar tidak kaget meskipun mereka semua sudah pernah berlatih dan menguasai teknisnya," kata Kapolres Ponorogo AKBP Yuda Gustawan.
Dalam simulasi tersebut, polisi memeragakan sejumlah skenario gejolak sosial sebagai dampak kenaikan BBM, mulai dari penghadangan, pembelokan mobil BBM, hingga demo yang berujung rusuh massa.
Meski mengantisipasi berbagai kemungkinan gejolak sosial, Yuda mengatakan bahwa potensi rusuh di wilayah tugasnya kecil kemungkinan terjadi.
Keyakinan tersebut didasari pada tradisi masyarakat Kota Reog yang cenderung kondusif dan tidak menyukai aksi-aksi berlebihan, apalagi mengarah pada anarkisme massa.
"Kalaupun bukan di daerah Ponorogo, bisa saja kami membantu daerah lain di sekitar Ponorogo. Bisa juga ketika dimintai bantuan dari Polda Jatim," ujarnya.
Terpisah, Humas Polres Ponorogo AKP Bambang Oentoro menyatakan, untuk satuan pengendalian massa (dalmas) telah menyiapkan dua satuan setingkat kompi (SSK).
Dikatakannya, untuk tingkat polsek telah pula disiapkan tim dalmas di masing-masing satu satuan setingkat peleton (SSP). Menurut Bambang, Pasukan Dalmas di polsek ini bisa juga dikerahkan membantu polsek lain yang membutuhkan. "Saat ini Polres punya 1.034 anggota polisi yang siap diturunkan untuk mengendalikan situasi," tegasnya.
Informasinya, isyu kenaikan BBM mendapat reaksi beragam dari warga Ponorogo maupun sekitarnya. Sebagian mengaku resah karena kenaikan BBM bakal memicu kenaikan harga-harga lain karena pembengkakan ongkos produksi maupun jasa angkut/transportasi, sebagian lain hanya bisa pasrah dan menyatakan pemakluman.
atau juga bisa lihat di website di bwh ini :
http://www.antarajatim.com/lihat/berita/83959/polres-ponorogo-gelar-simulasi-antisipasi-demo-bbm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar